Anatomi dan Fisiologi Rambut dan Kulit Kepala
Anatomi Rambut
Rambut tumbuh pada bagian epidermis kulit, terdistribusi merata pada tubuh. Komponen rambut terdiri dari keratin, asam nukleat, karbohidrat, sistin dan sistein, lemak, arginin dan sistrulin, dan enzim.
Rambut terdiri dari dua bagian yaitu akar rambut dan batang rambut. Batang rambut terdiri dari 3 bagian utama. Bagian yang terdalam disebut medula, bagian tengah disebut korteks, dan bagian luar disebut kutikula. Pada bagian medula tersusun dari sel polihedral berjajar yang berisi keratotialin, butiran lemak dan udara. Bagian korteks membentuk bagian utama pada batang rambut, terdiri dari sel yang terelongasi yang berisi granul pigmen khususnya pada rambut warna gelap, tetapi pada rambut warna terang sebagian besar berisi udara. Bagian kutikula berisi lapisan tunggal sel tipis datar yang sebagian besar terkeratinisasi. Kutikula berfungsi sebagai pelindung terhadap kekeringan dan penetrasi benda asing.
Akar rambut merupakan bagian yang berada di bawah permukaan kulit hingga ke lapisan subkutan. Akar rambut tersusun dari 3 lapisan yaitu medula, korteks dan kutikula. Akar rambut dibungkus oleh kantung yang disebut folikel rambut. Dasar folikel rambut berbentuk seperti bawang dan disebut bulb. Bagian dasar bulb yang berupa lekukan ke dalam bulb disebut papila dermal yang kaya akan pembuluh darah yang membawa makanan untuk pertumbuhan rambut dan serabut syaraf. Bagian atas papila dermal dikelilingi oleh sel matriks yang pembelahannya sangat cepat. Selain itu rambut berasosiasi dengan otot polos yang disebut arektor pili dan kelenjar sebaseus yang mensekresikan sebum. Arektor pili dipersyarafi oleh saraf simpatikus dan akan berkontraksi bila ada rangsang berupa emosi atau dingin menyebabkan rambut menjadi tegak. Kontraksi arektor pili dapat menekan kelenjar sebasea dan mendorong sekresi sebum ke folikel rambut dan ke permukaan kulit.
Kulit Kepala
Seperti halnya kulit pada umumnya, kulit kepala memiliki berbagai fungsi antara lain, mengatur kelembaban kulit, mengatur suhu tubuh, membentuk mantel asam dan pernapasan kulit. Pada kulit kepala terdapat sangat banyak kelenjar minyak yang tersebar di seluruh permukaan kulit kepala. Jika rambut disisir, minyak akan terekskresikan dan menyebar ke seluruh tangkai rambut, menyebabkan rambut tampak kemilau. Keratin kulit dapat memiliki daya tahan terhadap benturan mekanik dan zat kimia. Permukaan kulit diselubungi oleh mantel asam yang berupa cairan pH 4 – 6. Fungsi mantel asam ini terutama untuk menghambat pertumbuhan bakteri atau jamur.
Kulit memiliki permeabilitas air yang sangat terbatas. Kandungan air dari dan yang masuk ke tubuh menyebabkan perubahan kelembapan yang tidak segera nampak pada permukaan kulit, tetapi terjadi dibawah lapisan korneum yang disebut barier rein. Jaringan dibawah selaput ini dihubungkan dengan kapiler darah kulit, dengan aliran darah normal dan kelembapan antara 70–80%.
Kesehatan kulit kepala erat kaitannya dengan kesehatan rambut. Penyebab gangguan pada kulit kepala antara lain, infeksi pada daerah kepala, infeksi sistemik yang parah seperti hepatitis, benturan mekanik, iritasi zat kimia, iritasi fisika dan keabnormalan sistem imun. Kerusakan karena benturan mekanik meliputi luka gores atau terparut oleh partikulat tajam, luka potong karena benda tajam, tertusuk, atau tergencet benda keras. Kerusakan karena iritasi zat kimia terutama disebabkan oleh keaktifan sifat fisikokimia zat kimia tertentu, seperti sifat kaustik, oksidasi, dan sitolitik. Faktor iritasi fisika dapat meliputi kondisi iklim ekstrim, terbakar, emisi sinar X, sinar UV, sinar inframerah, atau radioaktif termasuk juga sengatan listrik. Keabnormalan sistem imun dapat menyebabkan kulit individu menjadi peka terhadap sentuhan zat kimia tertentu yang biasa disebut alergi.
Siklus Pertumbuhan Rambut
Pada folikel yang tidak mengalami kerusakan, rambut baru membutuhkan waktu 3 minggu untuk mencapai permukaan kulit kepala. Kecepatan pertumbuhan rambut yang bergenerasi mencapai 2,8 mm perminggu pada masa aktif pertumbuhan. Pertumbuhan dan pergantian rambut mengikuti suatu siklus. Setiap folikel rambut mengalami siklus pertumbuhan yang berulang – ulang. Faktor yang mempengaruhi siklus pertumbuhan rambut tidak diketahui dengan jelas. Siklus pertumbuhan rambut seseorang terjadi pada 3 tahap, yaitu :
Fase Anagen
Fase anagen merupakan awal pertumbuhan aktif, rambut yang terdapat pada fase ini pada kulit kepala normal dengan rambut sehat mencapai usia antara 2 – 6 tahun. Lebih kurang 85% keseluruhan rambut pada kulit kepala pada suatu saat akan terdapat pada fase ini.
Pada fase ini terjadi beberapa tahap proses perkembangan. Tahap I-V disebut tahap pronagen dan tahap VI disebut tahap metanagen. Pada tahap I, sel – sel dermal papila bertambah besar dan menunjukkan peningkatan sintesis RNA; secara stimulan sel – sel germinal pada dasar kantung menunjukkan aktivitas mitosis yang tinggi. Pada tahap II, bagian folikel berkembang ke bawah menutupi dermal papila. Pada tahap III, ketika folikel mencapai panjang maksimum, perkembangan sel – sel matriks berakibat pada naiknya contong selubung akar internal. Pada tahap IV, melanosit yang melewati papila meningkatkan jumlah dendrit dan mulai membentuk melanin; pada fase ini rambut sudah terbentuk tetapi belum disertai contong selubung akar internal.
Pada tahap V, ujung rambut telah muncul dari selubung akar internal. Tahap VI dimulai segera setelah rambut muncul pada permukaan kulit dan berlangsung hingga mencapai fase katagen. Kecepatan tumbuh dan lamanya fase ini menentukan panjang maksimum rambut. Berdasarkan variasi kedua ciri ini rambut seseorang dapat tumbuh lebih lebat atau lebih panjang dibandingkan dengan yang lain. Di samping itu fase ini tidak dipengaruhi oleh pemotongan rambut.
Fase Katagen
Fase katagen merupakan fase perkembangan rambut yang kedua. Lebih kurang 1% keseluruhan rambut pada kulit kepala pada suatu saat akan terdapat dalam fase ini, yang merupakan fase transisi.
Fase katagen diawali dengan berkurangnya mitosis pada matriks hingga berhenti yang terjadi dalam beberapa hari. Sejak proses mitosis berhenti, bagian yang terletak lebih rendah dari folikel memendek dan selubung jaringan penghubung terutama membran vitreous menjadi menebal dan mengerut. Selubung akar yang lebih dalam akan hancur dan menghilang. Sel – sel pada selubung akar eksternal membentuk kantung pada dasar akar rambut yang berfungsi sebagai tempat sel – sel benih folikel. Folikel sekarang memasuki fase telogen. Masih tidak diketahui dengan jelas faktor – faktor yang menginisiasi terjadinya fase katagen secara spontan.
Fase Telogen
Fase telogen merupakan fase istirahat pada siklus rambut. Folikel rambut akan mengkerut dan rambut yang terbentuk akan tertahan di tempat oleh massa seperti tongkat hingga fase metanagen dibangun dengan baik pada siklus selanjutnya. Fase telogen berlangsung singkat atau lama tergantung pada kesehatan seseorang. Fase telogen dapat diinduksi untuk bekerja secara prematur sekali jika rambut bentuk batang yang beristirahat dicabut. Setelah periode istirahat pada fase ini, folikel rambut akan kembali tumbuh lagi ke bawah yang akhirnya mencapai panjang sebelumnya dan mendorong melintas melalui rambut yang tua.
Faktor – faktor yang Berperan pada Pertumbuhan Rambut
Faktor yang sangat berperan pada pertumbuhan rambut antara lain:
Faktor intrinsik
Faktor-faktor intrinsik meliputi sirkulasi darah ke folikel dan hormon. Rambut tidak akan tumbuh tanpa adanya suplai darah yang cukup untuk mengisi folikel rambut dengan metabolit yang diperlukan. Folikel rambut yang berukuran besar akan lebih tervaskularisasi daripada folikel yang berukuran kecil, dan rambut yang terletak pada folikel yang lebih tervaskularisasi umumnya lebih tebal dan panjang. Banyak percobaan yang telah dilakukan untuk menstimulasi pertumbuhan rambut pada kulit kepala yang mengalami alopesia dengan cara meningkatkan aliran darah pada folikel dengan metode pemijatan. Metode ini biasanya disertai dengan penggunaan vasodilator topikal.
Hormon seksual mempunyai peran penting pada pertumbuhan, distribusi dan pigmentasi rambut manusia terutama masa pubertas hormon seksual memicu pertumbuhan rambut sekunder. Androgen dapat meningkatkan kecepatan pertumbuhan rambut dan juga ukuran diameter rambut. Akan tetapi pada kulit kepala yang mengalami alopesia androgenetik, androgen justru menurunkan diameter batang rambut, kecepatan pertumbuhan rambut, dan durasi fase anagen. Perubahan testosteron menjadi bentuk yang lebih aktif yaitu dihidrotestosteron (DHT), bergantung pada keberadaan enzim 5-α-reduktase tipe II. DHT bergabung dengan reseptor sitosol untuk membentuk kompleks yang masuk pada inti, dan bergabung dengan kromatin untuk menginisiasi sintesis protein. Metabolisme androgen pada sel dapat dirusak oleh penurunan perubahan testosteron menjadi DHT atau ketidakmampuan sel untuk mengakumulasi DHT karena hilangnya protein sitosol-reseptor. Walaupun DHT diperlukan untuk pertumbuhan rambut pada bagian tumbuh tertentu, kelebihan DHT menyebabkan kerontokan pada rambut kepala.
DHT yang disekresi oleh kelenjar minyak akan masuk ke folikel rambut saat rambut gugur, kemudian terjadi reaksi kimia di dalam folikel tersebut, akibatnya akar rambut dan folikel mengecil. Rambut yang gugur mengalami pertumbuhan lagi, dan pada saat gugur DHT akan mengisi folikel kembali. Peritiwa ini berlangsung terus menerus sehingga ukuran akar rambut dan folikel menjadi tidak normal dan pertumbuhan rambut terganggu hingga terjadi kebotakan. Estrogen memperlambat pertumbuhan rambut selama fase anagen, tetapi memperpanjang durasi fase anagen. Sedangkan tirosin mempercepat aktivitas anagen, dan kortison justru memperlambat aktifitas anagen.
Faktor ekstrinsik
Faktor ekstrinsik meliputi kondisi lingkungan yang dapat mempengaruhi kulit kepala. Faktor lingkungan tersebut meliputi perubahan cuaca yang ekstrim, paparan ultraviolet, sinar-X, radioaktif, iritasi zat kimia atau penutupan dan penekanan rambut serta kulit kepala. Apabila faktor lingkungan ini terjadi terus menerus, maka kulit kepala dapat mengalami degenerasi kronik pada sel-sel epidermis yang menyebabkan kulit kepala menjadi kasar, terjadi depigmentasi, gangguan keratinisasi dan kerontokan rambut.
Abnormalitas pada Pertumbuhan Rambut
Abnormalitas yang terjadi pada rambut disebabkan antara lain oleh genetik, gangguan hormon, perubahan pola makan, penggunaan obat tertentu dan lain sebagainya. Kerontokan rambut yang terjadi sekitar 50 - 100 helai perhari dapat dikatakan normal. Kelainan yang terjadi pada rambut antara lain:
Alopesia
Alopesia areata (AA) merupakan gangguan pertumbuhan rambut atau hilangnya rambut pada daerah tertentu yang mengakibatkan kebotakan dengan pola tertentu, biasanya berbentuk sirkular. Kadang – kadang disertai dengan pemerahan pada kulit kepala yang mengalami kebotakan. Beberapa faktor yang dapat memicu terjadinya alopesia areata adalah faktor genetik, penyakit atropik, Down’s syndrome, autoimunitas, hormon dan stres emosional. Alopesia areata yang diturunkan secara genetik antara lain disebabkan oleh abnormalitas folikel rambut sehingga pertumbuhan rambut terhambat. Pada penderita Down’s syndrome yang disertai dengan AA, antibodi anti-tiroid muncul lebih banyak dibandingkan penderita Down’s syndrome tanpa AA. Namun pengaruh Down’s syndrome terhadap AA belum diteliti lebih lanjut. AA juga merupakan penyakit autoimunitas organ khusus. Berdasarkan studi antibodi monoklonal, pada penderita AA terakumulasi sel T disekitar folikel rambut. Sel T tersebut mengakibatkan penutupan dan kadang – kadang terjadi juga penghancuran folikel rambut.
Alopesia totalis adalah gangguan pada pertumbuhan rambut yang menyebabkan kebotakan pada seluruh bagian kulit kepala. Gangguan ini juga disebabkan oleh adanya gangguan pada folikel rambut seperti pada AA.
Alopesia universal adalah gangguan pada pertumbuhan rambut yang menyebabkan kehilangan rambut pada keseluruhan bagian tubuh yang dapat terjadi secara tiba – tiba atau setelah mengalami kebotakan yang berkepanjangan.
Alopesia androgenetik adalah alopesia pola laki – laki (“male-pattern baldness”) yang bisa mengenai laki – laki ataupun wanita, tetapi pada wanita jarang terjadi. Gejala ini terlihat pada umur akhir dua puluhan atau awal tiga puluhan dengan kehilangan rambut secara bertahap, terutama pada verteks dan frontal. Folikel rambut membentuk rambut yang semakin halus dan semakin pucat. Faktor – faktor yang dapat memicu penyakit ini antara lain, peningkatan usia (terjadi pada wanita setelah masa monopose), sejarah kebotakan keluarga, stress emosional dan faktor endokrin.
Puerperal alopecia adalah kebotakan yang terjadi akibat demam yang diderita setelah melahirkan. Gangguan ini terjadi setelah 3 bulan melahirkan. Pada gangguan ini tidak diperlukan pengobatan karena rambut akan tumbuh normal kembali.
Scarred Alopecia merupakan kerusakan pada folikel rambut dapat disebabkan oleh luka pada kulit kepala. Kerusakan tersebut megakibatkan terjadinya kebotakan. Luka yang dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan rambut, antara lain luka bakar, luka akibat benturan, luka akibat infeksi pirogenik, dan radiasi.
Perubahan morfologi rambut
Pada kelainan ini, pertumbuhan rambut tetap berlangsung namun secara morfologi berbeda. Kelainan ini dapat menyebabkan kebotakan karena rambut yang tumbuh sangat pendek dan tipis. Hal ini dapat terjadi karena gangguan produksi hormon dan efek penggunaan kosmetik rambut yang kurang tepat.
Gangguan kreatinisasi
Gangguan kreatinisasi ditandai dengan pertumbuhan rambut yang kasar, mudah patah, dan pertumbuhan yang jarang. Gangguan kreatinisasi terjadi akibat kekurangan beberapa protein pembentuk rambut sehingga komposisi kimia pada rambut berubah. Biasanya disebabkan perubahan pola makan sehingga nutrisi yang dibutuhkan oleh rambut berkurang.
Atropi folikel
Atropi folikel disebabkan oleh sel papila dermal pada dasar folikel rambut yang secara normal menginisiasi pertumbuhan rambut hilang. Atropi folikel dapat menyebabkan kebotakan yang irreversibel. Atropi folikel dapat terjadi akibat penggunaan sinar X dalam dosis besar atau radiasi atom.
Hirsutisme
Hirsutisme atau hipertrikosis menunjukkan pertumbuhan berlebihan rambut yang abnormal. Hirsutisme biasanya terdapat pada bibir atas, daerah janggut, dan sisi rahang. Umumnya hirsutisme terjadi pada wanita yang merupakan salah satu tanda virilisme yang meliputi pembesaran klitoris, pola rambut laki – laki pada kulit kepala dan pubes, akne, suara menjadi kasar, dan atropi payudara.
0 Response to "Anatomi dan Fisiologi Rambut dan Kulit Kepala"
Posting Komentar