Cara dan Tantangan Melakukan Pertanian Organik

Cara dan Tantangan Melakukan Pertanian Organik
Pertanian organik adalah teknik budidaya pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan-bahan kimia sintetis. Tujuan utama pertanian organik adalah menyediakan produk-produk pertanian, terutama bahan pangan yang aman bagi kesehatan produsen dan konsumennya serta tidak merusak lingkungan. Gaya hidup sehat demikian telah melembaga secara internasional yang mensyaratkan jaminan bahwa produk pertanian harus berlabel aman dikonsumsi (food safety attributes), kandungan nutrisi tinggi (nutritional attributes) dan ramah lingkungan (eco-labelling attributes). Preferensi konsumen seperti ini menyebabkan permintaan produk pertanian organik dunia meningkat pesat.

Pertanian organik merupakan bentuk pertanian yang tidak menggunakan pestisida dan pupuk kimia sehingga dapat menjaga keberlanjutan sistem dalam waktu yang tidak terhingga. Pertanian organik juga bukan sekedar pertanian tanpa bahan kimia, tetapi menggunakan teknik seperti rotasi tanaman atau pergiliran tanaman, jarak tanam yang mencukupi antar tanaman, penggabungan bahan organik ke dalam tanah dan penggunaan pengendalian biologi untuk menekan masalah hama. Pemakaian pestisida organik dipertimbangkan sebagai upaya terakhir dan digunakan dengan hemat.

Prinsip dasar pengelolaan pertanian organik adalah bahan organik, biologis dan ekologis sehingga yang dimaksud dengan pertanian organik adalah pertanian yang bebas bahan kimia. Prinsip-prinsip pertanian organik sebagaimana ditetapkan oleh International Federation of Organic Agriculture Movement adalah sebagai berikut:

1. Menghasilkan pangan dengan kualitas gizi yang tinggi dan dalam jumlah yang mencukupi.

2. Menerapkan sistem alami dan tanpa mendominasi alam.

3. Mengaktifkan dan meningkatkan daur biologis di dalam sistem pertanian, melibatkan mikroorganisme, tumbuh-tumbuhan dan hewan.

4. Meningkatkan dan memelihara kesuburan tanah.

5. Menggunakan sumber-sumber yang dapat diperbaharui dalam sistem pertanian yang terorganisir secara lokal.

6. Mengembangkan suatu sistem tertutup dengan memperhatikan elemen-elemen organik dan bahan nutrisi.

7. Memperlakukan ternak secara alami.

8. Mengurangi dan mencegah semua bentuk polusi yang mungkin dihasilkan dari pertanian.

9. Memelihara keragaman genetik di dalam dan di sekeliling sistem pertanian, termasuk perlindungan tanaman dan habitat air.

10. Memberikan pendapatan yang memadai dan memuaskan  petani.

11. Mempertimbangkan pengaruh sosial dan ekologis yang lebih luas dari sistem pertanian.

Keberhasilan pertanian organik tergantung pada program pengelolaan penggunaan input secara intensif dalam rangka menghasilkan produktivitas tanaman yang optimum. Pelaksanaan pengelolaan pertanian organik terdiri atas:

a. Penambahan bahan organik terdekomposisi seperti kompos, arang kompos bioaktif, pupuk kandang dan sejenis lainnya

b. Rotasi tanaman untuk meningkatkan kesuburan dan mengurangi serangan hama  dan penyakit

c. Memakai pupuk hijau dan tanaman penutup untuk memperbaiki kesuburan tanah  

d. Meningkatkan  populasi organisme yang bermanfaat dan mengurangi erosi.

e. Pengurangan pengolahan tanah (minimum tillage) untuk memperbaiki struktur tanah dan mengurangi erosi.

f. Memakai tanaman penangkal (trap crops), jasad pengendali biologi dan teknik  manipulasi habitat  lainnya (seperti tumpang sari atau penggunaan pembatas)  untuk mempertinggi mekanisme  pengendalian biologi alami pada pertanian.

g. Pembuatan zona penyangga dan pembatas untuk menandai area penghasil organik dan membantu melindungi area tersebut dari bahan-bahan terlarang. Zona penyanga ditanami dengan  tanaman pemecah angin (wind breaker) atau tanaman yang bukan untuk dipanen.

Dampak Organik Terhadap Sifat Fisik, Kimia, dan Biologi Tanah

Hasil penelitian di Taiwan memperlihatkan bahwa lahan yang digenangi dalam rangka persiapan penanaman padi yang dicampur dengan pupuk organik lebih homogen dari pada lahan kering. Kerapatan padatan, total porositas dan stabilitas agregat permukaan tanah dapat diperbaiki dengan penerapan pertanian organik. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh tingginya tingkat bahan organik tanah pada pertanian organik. Bahwa dengan pemakaian kotoran sapi dalam jangka panjang, maka porositas tanah cenderung meningkat dan kerapatan padatan menurun dibandingkan dengan pemakaian pupuk kimia yang menyebabkan peningkatan kepadatan permukaan tanah.

Secara umum, kandungan bahan organik konsisten dengan jumlah pupuk organik yang ditambahkan. Total kandungan Nitrogen pada tanah dan kandungan ketersediaan Posfor dalam tanah pada lahan pertanian organik lebih tinggi dari pada lahan pertanian konvensional. Dengan pemakaian pupuk organik pada lahan tanaman padi, menghasilkan kandungan bahan organik dan Nitrogen lebih tinggi dibanding dengan pemakaian pupuk kimia. Tingkat Mg, Ca, dan K yang dapat dipertukarkan pada perlakuan pupuk kandang dan pupuk hijau lebih tinggi dari pada hanya menggunakan pupuk kimia saja. Dalam jangka panjang pertanian organik dapat meningkatkan ketersediaan P, K, dan Ca dibandingkan dengan pertanian konvensional.

Pengaruh terhadap biologis tanah menunjukkan bahwa hampir semua mikroflora tanah yang heterotrop, menggunakan senyawa organik yang tersedia untuk memperoleh karbon dan enerji yang akan dipergunakan untuk kelanjutan metabolisme, pertumbuhan dan reproduksi. Perubahan aktivitas mikrobial tanah sering dihubungkan dengan perubahan input karbon ke dalam tanah sebagai hasil aplikasi pupuk kandang atau sisa tanaman. 

Meningkatnya aktivitas mikrobial paralel dengan peningkatan kandungan karbon organik tanah, nitrogen dan pengisian pori-pori air. Penerapan pertanian organik yang meningkatkan masukan pupuk kandang atau kompos termasuk polong-polongan (legume) dengan rotasi yang teratur dapat meningkatkan populasi mikroba dan aktivitas-aktivitas metabolisme, pertumbuhan dan reproduksi mikroba tanah.

KENDALA DAN HAMBATAN PENGEMBANGAN PERTANIAN ORGANIK

Bila dipandang dari sudut kebutuhan pangan masa kini, maka penggunaan pupuk cenderung akan meningkat paling tidak dalam jangka pendek. Penggunaan pupuk organik harganya sangat mahal bila dipandang dari segi kandungan pupuk yang dibutuhkan. Untuk itu pemerintah dapat memberikan subsidi sehingga petani akan dapat memakai pupuk organik dengan harga yang wajar.

Oleh karena pupuk organik tidak seefisien pupuk kimia, maka disarankan agar para petani sebaiknya memakai pupuk kimia dalam jumlah minimum yang dibutuhkan untuk merangsang pertumbuhan tanaman dan penambahan pupuk organik dalam jumlah besar digunakan untuk meningkatkan produksi.

Hambatan-hambatan dalam pertanian organik menurut pengamatan petani adalah :

a. Kurangnya pengetahuan tentang pertanian organik.

b. Tidak adanya kerja sama atau tidak adanya penyuluh lapangan.

c. Tidak tersedianya informasi tentang pertanian organik.

d. Adanya tekanan dari pertanian konvensional.

e. Kesulitan memperoleh kredit untuk pertanian organik.

Metode pertanian organik belum dapat diterapkan pada wilayah yang tidak memiliki dasar pertanian yang terpadu dengan peternakan, karena komponen utama yang digunakan untuk pupuk organik adalah kotoran ternak.

Untuk meningkatkan produktivitas pertanian organik, telah dikembangkan berbagai varietas unggul melalui pemanfaatan bioteknologi, termasuk manipulasi genetik untuk menciptakan varietas yang resisten terhadap dan penyakit, serta meningkatkan kualitas produk. Di lain pihak, organisme hasil modifikasi genetik (Genetically Modified Organism / GMO) juga telah mengakibatkan dampak dalam keberlanjutan pertanian organik dalam bentuk :

a. Adanya hasil pengujian kontaminasi yang positif dari GMO pada beberapa bagian benih organik, input atau produk-produk pertanian lainnya.

b. Pelaksanaan pertanian organik telah menimbulkan beberapa biaya langsung atau kerusakan yang berhubungan dengan kehadiran GMO pada pertanian.

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Cara dan Tantangan Melakukan Pertanian Organik"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel