Membangun Rumah yang Sehat

cara Membangun Rumah yang Sehat
Salah satu dari tiga kebutuhan pokok manusia adalah rumah sebagai tempat tinggal. Tanpa rumah kita tidak dapat hidup dengan normal, karena hampir separuh dari seluruh kegiatan kita, dilakukan di rumah. Rumah adalah tempat kita berlindung dari segala cuaca, tempat kita beristirahat setelah melakukan kegiatan, tempat kita menjalin kasih sayang dengan keluarga, dan bahkan tempat kita beribadah. Begitu banyaknya fungsi dari rumah, sehingga sudah seharusnya kita memiliki rumah yang ideal dan sesuai dengan kondisi keluarga kita.

Ketika kita membangun sebuah rumah, hendaknya kita memikirkan berbagai aspek pendukung rumah tersebut di samping aspek-aspek yang memang harus ada dalam sebuah rumah. Aspek pendukung dari rumah seperti septic tank, tempat pembuangan sampah, dan saluran air tidak boleh diabaikan atau bahkan tidak dibuat sama sekali. Bila kita mengabaikan aspek-aspek pendukung tersebut maka kita tidak bisa mengatakan bahwa rumah yang kita bangun adalah sebuah rumah yang sehat. Apabila rumah yang kita tinggali adalah sebuah rumah yang tidak sehat, bagaimana kita yang hidup dan tinggal di dalamnya? Apakah kita bisa menjadi keluarga dan pribadi yang sehat dalam rumah dengan keadaan seperti itu? Tentu saja tidak. Oleh karena itu, dalam membangun sebuah rumah kita harus memperhatikan segala aspek yang membuat rumah kita nantinya akan menjadi rumah yang sehat dan ideal untuk kita tinggali.

Rumah yang tidak sehat memiliki berbagai dampak negatif, baik bagi manusia yang tinggal di dalamnya, maupun bagi lingkungan sekitarnya. Tak jarang, orang yang tinggal di rumah yang tidak sehat mengalami sakit yang terus-menerus atau berulang. Penyakit yang mungkin timbul antara lain adalah sesak napas, TBC, dan diare. Rumah tidak sehat juga berdampak negatif terhadap perkembangan anak-anak yang tinggal di dalamnya. Sementara bagi lingkungan, rumah yang tidak sehat karena tidak adanya saluran air atau tempat pembuangan sampah yang memadai dapat mencemari udara dan air di sekitarnya. Akhirnya juga dapat berdampak buruk bagi masyarakat yang ada di sekitarnya.

Melihat berbagai efek negatif yang ditimbulkan dan banyaknya masyarakat yang masih tinggal di rumah yang tidak sehat, maka pengetahuan mengenai rumah sehat menjadi suatu hal yang penting.

Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan, yaitu rumah yang memiliki jamban yang sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi rumah yang baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai rumah yang tidak terbuat dari tanah. 

Rumah sehat tidak harus mahal tetapi yang terpenting adalah rumah tersebut menjadi tempat terapi fisik dan mental sehingga penghuni rumah tersebut ikut menjadi sehat. Selain itu, dengan segala keterbatasan dana, rumah yang akan dijadikan tempat tinggal seharusnya didesain menjadi rumah yang produktif dan ramah lingkungan. 

WHO (World Health Organization) mendefinisikan sehat sebagai suatu keadaan kesehatan jasmani, rohani dan sosial yang baik dan lengkap, tidak hanya berarti terhindarnya dari penyakit atau kelemahan (Health is a state of complete physical, mental and social well being, not merely the absence of disease or infirmity). Untuk menetapkan kondisi perumahan yang sesuai dengan kriteria sehat tersebut, The American Public Health Association telah meneliti dan merumuskan empat fungsi pokok dari rumah, sebagai tempat tinggal yang sehat bagi setiap manusia dengan keluarganya selama masa hidupnya.

Keempat fungsi tersebut, yaitu:

Mampu memenuhi kebutuhan fisiologi dasar penghuni. 

Mampu memenuhi kebutuhan psikologi dasar penghuni.

Mampu melindungi penghuni dari kemungkinan terjangkitnya penyakit menular. 

Mampu melindungi penghuni terhadap kemungkinan timbulnya bahaya kecelakaan.

Rumah sehat merupakan keinginan semua orang dan tentunya mereka menginginkan rumah yang sehat sebagai rumah tempat tinggal mereka. Seperti yang telah diketahui, rumah bukan hanya sekedar sebagai tempat melepas kepenatan atau beristirahat. Rumah sudah menjadi sarana dan juga media bagi manusia untuk melakukan berbagai aktifitas. Kebutuhan manusia yang sudah meningkat menjadi kebutuhan primer ini yang mendorong manusia untuk membangun bangunan sebagai tempat tinggal. Bangunan yang dimaksud hendaknya termasuk dalam kriteria rumah sehat.

Sebuah rumah yang dijadikan sebagai tempat tinggal dapat dikatakan memenuhi syarat kesehatan dan kenyamanan karena dipengaruhi oleh tiga aspek (pencahayaan, penghawaan, serta suhu udara dan kelembaban) yang merupakan dasar atau kaidah perencanaan rumah :

1. Pencahayaan 

Matahari merupakan sumber energi terbesar yang dapat digunakan sebagai pencahayaan alami pada siang hari. Pencahayaan yang dimaksud adalah pencahayaan yang memenuhi ketentuan sebagai berikut:

Cuaca dalam keadaan cerah dan tidak berawan

Ruang kegiatan mendapatkan cukup cahaya

Ruang kegiatan mendapatkan distribusi cahaya secara merata

Kualitas pencahayaan alami pada siang hari yang masuk ke dalam ruangan ditentukan oleh:

Kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)

Lamanya waktu kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)

Tingkat atau gradasi kekasaran dan kehalusan jenis pekerjaan

Lubang cahaya minimum sepersepuluh dari luas lantai ruangan

Sinar matahari dapat masuk secara langsung ke ruangan minimum 1 (satu) jam setiap hari

Cahaya efektif dapat diperoleh dari jam 08.00 sampai dengan 16.00

2. Penghawaan

Manusia sangat membutuhkan udara untuk bernapas. Tanpa udara, manusia tidak akan bisa hidup. Oleh karena itu, udara sangat berpengaruh dalam menentukan kenyamanan pada bangunan rumah. Kenyamanan akan memberikan kesegaran terhadap penghuni dan terciptanya rumah yang sehat, apabila terjadi pengaliran atau pergantian udara secara kontinu melalui ruangan-ruangan, serta lubang-lubang pada bidang pembatas dinding atau partisi sebagai ventilasi.

Untuk memperoleh kesegaran udara dalam ruangan dengan cara penghawaan alami, maka dapat dilakukan dengan memberikan atau mengadakan peranginan silang (ventilasi silang) dengan ketentuan sebagai berikut:

Lubang penghawaan minimal 5% dari luas lantai ruangan

Volume udara yang mengalir masuk sama dengan volume udara yang mengalir keluar ruangan

Udara yang masuk tidak berasal dari asap dapur atau bau kamar mandi/WC

Khususnya untuk penghawaan ruangan dapur dan kamar mandi/WC yang memerlukan peralatan bantu elektrikal-mekanikal seperti blower atau exhaust fan, harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:

Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan bangunan di sekitarnya

Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan ruangan kegiatan dalam bangunan seperti: ruang keluarga, ruang tidur, ruang tamu, dan ruang kerja.

3. Suhu udara dan kelembaban

Rumah dinyatakan sehat dan nyaman, apabila suhu udara dan kelembaban udara ruangan sesuai dengan suhu tubuh manusia normal. Suhu udara dan kelembaban ruangan sangat dipengaruhi oleh penghawaan dan pencahayaan. Penghawaan yang kurang atau tidak lancar akan menjadikan ruangan terasa pengap dan akan menimbulkan kelembaban tinggi dalam ruangan.

Untuk mengatur suhu udara dan kelembaban normal untuk ruangan, penghuni dalam kegiatannya perlu memperhatikan: keseimbangan penghawaan antara volume udara yang masuk dan keluar, pencahayaan yang cukup pada ruangan dengan perabotan tidak bergerak, dan menghindari perabotan yang menutupi sebagian besar luas lantai ruangan.

Syarat-syarat agar sebuah rumah dapat dikatakan sehat berdasarkan hasil himpunan informasi dari berbagai sumber, antara lain:

a. Pada rumah perlu dibuat penghawaan atau pengudaraan yang baik selain dapat memberikan kenyamanan  juga baik untuk kesehatan, karena dapat mengurangi  uap udara yang berlebih pada ruang dan memperbanyak jumlah oksigen. Selain itu, pengudaraan dapat menghindari terbentuknya zat-zat berbahaya yang terdapat pada bahan cat, karpet, atau mebel baru (bahan peliturnya) akibat reaksi uap udara dan bahan kimia.

b. Memastikan aliran udara yang lancar dari depan ke belakang rumah atau sebaliknya, memastikan bahwa sinar matahari dapat masuk rumah dengan leluasa, paling tidak tingginya 3 meter dari lantaiyang bertujuan agar udara panas atau udara hasil pembakaran yang tidak sehat akan  terbawa ke atas, dan apabila membuat rumah berlantai dua (atau lebih), pastikan bahwa pada tangga yang naik ke atas memiliki bagian yang terbuka  luas.

c. Rumah yang sehat memiliki septic tank yang jaraknya cukup jauh dari sumur resapan air. Jarak ideal yang disarankan adalah minimal 10 m dari sumur resapan air.

d. Pada daerah tropis seperti di Indonesia, dapat digunakan jendela atap (Clerestory Window) yang berfungsi sebagai penghawaan alami. Jendela seperti ini cocok digunakan pada daerah tropis yang lembab untuk menambah penghawaan.

e. Rumah yang baik harus memiliki sudut kemiringan atap yang baik yang bervariasi menurut jenis bahan atap yang digunakan, contohnya dapat dilihat pada asbes dan genting di mana kita tidak mungkin menggunakan kedua bahan tersebut dengan sudut kemiringan yang sama. Sudut kemiringan asbes lebih kecil daripada genting. Akan tetapi, pemasangan atap dengan bahan genting dengan sudut yang terlampau kecil akan menyebabkan kebocoran pada rumah. Kebocoran selain mengakibatkan kerusakan pada struktur bangunan, juga dapat menyebabkan naiknya tingkat kelembaban yang tentunya tidak baik bagi kesehatan.

f. Elevasi antara ruangan yang satu dengan yang lain perlu diperhatikan.Pada rumah yang baik, elevasi kamar mandi dan teras selalu lebih rendah dari ruangan-ruangan lainnya agar air dapat mengalir dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah sesuai dengan sifatnya.

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Membangun Rumah yang Sehat"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel